Begini Cerita Horor: Panen Kakap

Akhir final ini banyak sekali yang mengembangkan dongeng horor atau dongeng bertemu dengan mahluk halus ketika memancing di grup mancing di facebook. Pada kesempatan kali ini, juga akan mengembangkan dongeng mancing kiriman pembaca yang sekaligus sobat mancing , yaitu Mas Bambang. Langsung saja berikut ini ceritanya.

ilustrasi

Bukan hal yang asing lagi jikalau bertemu dengan mahluk halus atau hantu ketika memancing di malam hari, dengan kata lain sudah sering. Namun dari sekian banyak pengalaman aku bertemu dengan mahluk halus, pengalaman yang akan aku ceritakan kali ini merupakan pengalaman yang paling berkesan.

Cerita kali ini terjadi pada tahun , tepatnya di bulan April. Kala itu sedang isu terkini ikan kakap putih atau baramundi. Saya dan sobat teman aku berencana mancing malam di sungai didekat muara untuk berburu kakap putih.

Singkat dongeng kami memutuskan untuk berangkat setelah maghrib di hari yang sudah kami tentukan sebelumnya. Waktu itu kami mempertimbangkan jam pasang air laut, yaitu mulai angkat pasang sekitar jam tujuh malam. Seperti yang kita ketahui, ikan predator muara sungai sangat aktif ketika air laut sudah mulai pasang.

Singkat cerita, semua sobat aku membatalkan komitmen mereka untuk berangkat bersama dengan banyak sekali alasan. Tak perlu aku ceritakan ya alasanya, akan sangat panjang jikalau aku ceritakan.

Karena tangan ini sudah sangat gatal untuk memancing dan tidak mau melewatkan isu terkini ikan baramundi kala itu, aku pun dengan tekat berpengaruh dan penuh keyakinan membawa pulang ikan baramundi, hasilnya berangkat mancing sendirian.

Waktu itu aku memilih spot mancing di bawah pohon mahoni dengan ukuran cukup besar. Suana yang syahdu dan bunyi jangkrik mengiringi aku merangkai pancing. Umpan aku pasang dan aku lempar ke sungai.. “pluuk.......”

Tak lama setelah umpan aku lempar, tercium amis bunga yang wangi dan segar dan bercampur dengan amis umbi bakar. “Waduh...” ucap aku di dalam hati.

Tak lama kemudian muncul bunyi dedaunan saling bergesekan (kemrosak) di atas saya. Saya pikir ada ular di atas saya. Ternyata ada mbak kunti sedang duduk ongkang-ongkang (duduk sambil memanikan kakiknya) di cabang pohon mahoni di atas aku duduk.

Menurut pengalaman saya,  jikalau mancing bertemu kuntilanak lebih sering boncos (tidak mendapat ikan). hasilnya aku memutuskan untuk pindah mencari spot lain. Pancing aku gulung perlahan lalu berjalan mencari kawasan lain.

Tak menyerupai biasanya memang, kala itu aku tak berjumpa dengan satupun pemancing. Ya mungkin memang lagi apes.

Akhirnya aku memilih kawasan memancing di bawah pohon jati. Baru saja umpan aku pasang dan belum aku lempar, aku sudah ditemani oleh sesosok bertubuh besar dan hitam.

Pancing aku letakkan, tidak jadi aku lempar. Sayapun berdoa sebisanya. Tak biasa memang bertemu mahluk halus kok hingga dua kali dalam semalam. Ketika aku menoleh ke arah mahluk tersebut, ternyata sudah tidak ada.

Sayapun melempar kembali umpan aku ke sungai “pluk.....” tak lama setelah itu terdengar bunyi benda jatuh di belakang aku duduk. “bluk.....” aku pun memberanikan diri untuk mencarinya.

Saya menemukan sebilah keris berukuran kecil di sana. Tanpa berpikir panjang, belum tahu asli atau palsu aku pun mengambilnya dan memasukanya kedalam tas.

Karena belum ada sambaran, aku pun ingin pulang.  Melihat umpan di bejana masih banyak, yaitu udang hidup sebanyak dua puluh ekor aku pun mengurungkan niat saya. Maklum kala itu aku belum punya aerator dirumah, jikalau aku bawa pulang udang hanya akan mati sia sia.

Dengan penuh harap aku melanjutkan mancing saya. Air sudah hampir surut namun belum juga ada sambaran.

Tanpa diduga sudah ada kakek renta berpakaian serba putih tak jauh dari aku duduk. Pada sat itu yang aku pikirkan hanya ikan, ikan dan ikan. Biasanya jikalau bertemu orang renta ketika memancing, hasil tangkapan cukup memuaskan.

baca Juga

Spot Mancing Sidat di Kulon Progo

Mancing Tawes dengan nDas Lele

Benar saja, tak lama setelah itu reel pancing aku berderit kencang.. krriiikkkkkkkkkkk........................... “strike....” saya berterika kegirangan... hasilnya setelah terjadi pertempuran cukup sengit, seekor kakap putih berukuran sedang berhasil aku taklukan..

Ikan aku masukan kedalam kepis. Lalu aku kembali melempar umpan ke sungai, gres saja umpan memasuki air eksklusif di sambar oleh ikan. “pluk...blar.....” kali ini tak perlu waktu lama, kembali landed seekor kakap putih.

Setelah itu umpan yang aku lempar berkali kali disambar oleh ikan, dan beberapa kali senar aku putus. Karena begitu asik, tak terasa umpan yang aku bawah sudah habis dan dua belas ikan kakap putih berhasil aku daratkan.

“pesta......” ucap aku di dalam hati. Saya pun bergegas pulang dengan hati senang.

cerita

dikirim oleh Bambang / Omokalen

ditulis kembali oleh